CARA MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR`AN BAGI PEMBELAJAR AWAL

Lazimnya umat Islam Indonesia memahami isi Al-Qur`an dengan cara membaca terjemahnya. Ini adalah langkah awal yang baik. Hanya saja jika hanya bertumpu pada terjemah, maka aspek kandungan pokok (world view) dan pesan-pesan esensial Al-Qur`an akan sulit didapatkan. Belum lagi, seorang pembaca dapat saja terjebak kepada kekeliruan pemahaman. Contoh kekeliruan pemahaman ini sebagaimana dialami oleh mereka yang jatuh pada pemahaman radikal-ekstrim dalam memahami pesan ayat Al-Qur`an. ARZ (inisial pelaku teror bom), ketika ditanya dalam wawancara televisi, "Mengapa kamu melakukan tindakan terororisme?" Ia menjawab, "Saya menjalankan perintah Allah dalam Al-Qur`an "Waqtuluhum haitsu tsaqiftumuhum" (Dan bunuhlah mereka dimana saja kamu jumpai mereka).* Ayat ini mereka pahami secara keliru karena pertama, pemahaman mereka tentang kandungan ayat Al-Qur`an disetir/diarahkan oleh doktrin (pandangan) ideologi gerakan yang mereka anut yakni mereka memiliki doktrin bahwa kafir atau musyrik adalah musuh abadi umat Islam. Oleh karenanya, darah mereka halal ditumpahkan (dibunuh) atau diperangi di mana saja dijumpai. Tak peduli apakah dalam keadaan perang atau damai.

Kekeliruan kedua, mereka memahami ayat ini sangat tekstual/harfiah dan parsial. Dalam hal ini, mereka tidak mempedulikan hubungan (munasabat) ayat yang dibaca dengan ayat sebelum dan sesudahnya. Apa lagi dengan ayat lain yang berbeda surat.

Kekeliruan ketiga, mereka melepaskan pemahaman ayat dari latar sosial-historis turunnya ayat. Dalam hal ini, bahkan mereka tidak mempedulikan makkiyah dan madaniyah, dan juga fakta historis pengamalan atau penerapan (objektifikasi) ayat ini pada masa Rasulillah dan era sahabat.

Kekeliruan keempat, mereka berlepas diri dari cita ideal Al-Qur`an tentang pengelolaan hidup bersama dalam keragaman sebagaimana diteladankan Rasulullah Saw dalam membangun masyarakat Madinah al-Munawwarah.


Cara Sederhana Memahami Al-Qur`an

Untuk terhindar dari kekeliruan dalam memahami kandungan Al-Qur`an, maka prosedur yang dapat dilakukan oleh kaum Muslim yang belum paham bahasa Al-Qur`an adalah sebagai berikut:

Pertama, Ketahuilah bahwa visi pokok Al-Qur`an (grand vision of the Qur`an) ---sebagai juga misi pokok Nabi--- adalah menjadi rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi semesta), hudan linnasi wa bayyinatin minal huda wal furqan (petunjuk hidup bagi manusia, dan penjelas atas petunjuk itu serta pembeda yang hak dan batil), kaffatan linnasi basyiran wa nadziran (buat seluruh manusia sebagai berita gembira dan peringatan). Dengan demikian, kehadiran Al-Qur`an (Islam) adalah untuk hasanah fiddunya wa hasanah fil akhirah, dan juga untuk tata dunia yang baik, sejahtera, aman, dan tentram sebagaimana amanat surat Ali Imran ayat 110-112. Bukan untuk tata dunia yang berantakan dan penuh konflik. Misi pokok ini harus menerangi cara berpikir dalam memahami seluruh rincian ayat Al-Qur`an. Oleh karena itu, jika muncul pemahaman ayat Al-Qur`an bertentangan dengan visi pokok (grand vision of the Qur`an) maka dapat dipastikan bahwa pemahaman itu keliru atau menyimpang.

Kedua, pahamilah konteks/latar sosial-historis ketika ayat diturunkan. Setidaknya menempatkan pemahaman ayat dalam konteks Makkiyah atau Madaniah. Dalam poin ini, seorang Muslim penting memahami biografi Nabi Muhammad Saw dan sejarah sosial umat Islam masa Nabi Saw. Pengetahuan sejarah dimaksud mulai dari babakan kesejarahan, peristiswa-peristiwa penting dan karakteristik pribadi, sosial dan budaya masyarakat Jahiliyah dan masyarakat Muslim Madinah. 

Ketiga, pahami munasabat al-ayat (hubungan ayat). Yaitu memahami hubungan/kaitan makna ayat yang dipahami dengan ayat sebelum dan sesudahnya. Karena pada umumnya, ayat yang dipahami adalah kelanjutan makna dari ayat sebelum atau sesudahnya. Bahkan banyak ayat Al-Qur`an yang memiliki keterkaitan makna dengan ayat di surat lain. Untuk yang terakhir ini tentu agak sulit bagi seorang yang memulai belajar memahami Al-Qur`an.

Keempat, pahami pesan ruhaniah/batiniah ayat. Untuk memahami pesan ruhaniah/batiniah ayat Al-Qur`an, seorang pembelajar baru harus menempatkan Al-Qur`an yang dibaca sebagai sarana zikrullah. Dalam hal ini, si pembaca ---selain suci dari hadats dan najis--- mesti membaca Al-Qur`an dengan tadharru' (rendah hati), khufyah (suara yang lembut), khauf (rasa takut), dan thama' (penuh harap) kepada Allah, serta memposisikan diri seolah-olah Allah berbicara langsung kepada dirinya.

Sekedar Contoh: Memahami Isi Surat At-Takatsur (Bermegah-megah)

Surat At-Takatsur termasuk kelompok surat Makkiyah, yaitu kelompok surat-surat Al-Qur`an yang turun di Makkah atau sebelum peristiwa Hijrah. At-Takatsur tentu saja berisi respon terhadap kehidupan jahiliyah musyrikin Makkah yang suka menimbun harta, bermegah-megah dengan harta, dan enggan membantu kaum miskin. 

Berikut surat At-Takatsur:**

Artinya:
1. Bermegah-megah telah melalaikan kalian.
2. sampai kalian masuk ke dalam kubur.
3. Sekali-kali tida! Kelak kalian akan mengetahui (akibatnya).
4. Kemudian, sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui.
5. Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti,
6. niscaya kamu benar-benar akan melihat Neraka Jahim.
7. kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri,
8. kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).

Jika surat At-Takatsur dibaca dengan tadharru', khufyah, khauf, dan thama' dan direnungkan isinya dalam lubuk pemahaman tentang latar belakang sosial-historis ketika surat ini turun, maka makna ayat-ayat demi ayat akan terasa hidup dan menyemburkan spirit pesan yang mulia untuk menyadari bahwa hidup bermegah-megah yang tidak peduli nasib yatim dan miskin akan diminta pertanggungjawaban dan kelak akan menjadi penyesalan di hadapan Allah. Selanjutnya, seorang pembaca dapat mengkontekstaulisasikan dengan suasan hidup dan kehidupan yang  ia alami masa kini dan masa datang.


Kata Penutup

Upaya sederhana mehami kandungan ayat Al-Qur`an bagi pembelajar awal, yaitu pertama, pandanglah keseluruhan isi Al-Qur`an dalam sinar hudallinnasi wa bayyinatin minal huda wal furqan yang  berfungsi rahmatan lil 'alamin dan basyiran wa naziran. Kedua, bacalah ayat-ayat Al-Qur`an dengan tadharru', khufyah, khauf, dan thama'. Yakinkan diri bahwa seolah-olah Allah SWT berbicara langsung kepada diri sendiri. Ketiga, pahamilah munasabat al-ayat. Keempat, bacalah ayat demi ayat dalam lubuk latar belakang sosial-historis ketika ayat-ayat tersebut diturunkan. Untuk yang terakhir ini, setidaknya perhatikanlan apakah surat yang dibaca termasuk Makkiyah atau Madaniyah.  Insya Allah,  dengan cara demikian, kita akan mendapatkan pemahaman awal yang lebih utuh tentang kandungan ayat Al-Qur`an yang dibaca. Wallahu a'lam.

___________________ 

Catatan:

*Ayat ini terdapat pada surat Al-Baqarah ayat 191.

**Surat At-Takatsur dikopi dari: https://www.google.com/search?q=surat+at-takatsur&rlz=
Terjemahnya dikutip dari aplikasi digital "Al-Qur`an Indonesia".


0 comments: