MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR`AN: PEGANTAR AWAL BAGI MAHASISWA MUSLIM
Al-Qur`an adalah pedoman hidup bagi umat manusia sepanjang zaman. Di era modern kontemporer yang disebut juga era society 5.0 masa kini, Al-Qur`an mesti tetap menjadi pedoman yang aktual bagi setiap Muslim. Bahkan hingga dunia fana ini berakhir. Namun, amat disayangkan tidak sedikit individu Muslim yang berpandangan bahwa Al-Qur`an telah ketinggalan zaman. Di sisi lain, tidak sedikit pula kaum Muslimin yang memberlakukan Al-Qur`an hanya Kitab yang dibaca untuk keperluan menambah atau mengirim hadiah pahala. Bagi Muslim yang demikian ini, Al-Qur`an tidak lagi berposisi sebagai pedoman yang mesti dijadikan pemandu hidup dan kehidupan.
Tulisan singkat ini menjelaskan cara sederhana memahami Al-Qur`an agar saat membacanya benar-benar terasa aktual dengan kehidupan setiap Muslim. Sehingga ---insya Allah--- tetap terasa sangat relevan dan aktual dalam membimbing hidup manusia kepada kebaikan duniawi dan ukhrawi.
Sebelum masuk ke dalam samudra pengetahuan Al-Quran, sadarilah bahwa Al-Quran bukan tulisan biasa. Kitab ini adalah kalam Allah yang ---untuk memperoleh makna-makna yang dikandungnya--- memerlukan tidak saja kecerdasan intelek, tapi juga kecerdasan ruhaniah/hati.
Berikut ini dijelaskan cara sederhana memahami Al-Quran sehingga ---insya Allah--- benar-benar terasa aktual dan sangat cerdas dalam membimbing kehidupan setiap Muslim dan masyarakat Muslim.
Pertama, kenali surat yang dibaca. Perhatikan apakah surat yang dibaca termasuk kelompok surat-surat Makkiyah atau Madaniyah. Surat-surat Makkiyah adalah ayat-ayat Al-Qur`an yang turun sebelum Nabi Saw., dan para Sahabat hijrah ke Madinah. Sementara surat-surat Madaniyah adalah ayat-ayat Al-Qur`an yang turun setelah peristiwa Hijrah. Secara umum, surat-surat Makkiyah berisi tuntunan, bimbingan, peringatan agar menjauhi sikap hidup musyrik dan segala konsekuensi yang dimunculkannya, seperti perbudakan, pengabaian hak-hak kaum miskin, penindasan terhadap si lemah dan sikap-sikap diskriminatif lainnya. Surat-surat Makkiyah juga secara umum mengingatkan tentang hari berbangkit atau kehidupan setelah mati dan kebenaran Al-Quran. Sementara surat-surat Madaniyah secara umum menjelaskan tuntunan hidup utama seperti akhlak, ibadah, dan mu'amalah. Berbarengan dengan itu dituntunkan pula pembentukan individu dan masyarakat utama yang muttaqin dan muhsinin. Dalam pembentukan masyarakat, surat-surat Madaniyah menuntunkan pembentukan qaryah thayyibah atau baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Kedua, lihatlah munasabat al-ayat, yaitu kaitan ayat yang dibaca dengan ayat sebelum dan sesudahnya. Bahkan, perlu juga dilihat ayat lain yang berkaitan yang penempatannya ada pada surat yang berbeda. Al-Qur`an ---ibarat susunan tubuh manusia dan alam semesta--- saling kait secara logis dan organis. Keseluruhannya tidak boleh dipisah-pisahkan. Lihatlah misalnya, di awal ada anjuran bertakwa, di tengah juga di jumpai anjuran yang sama, begitu pula di ujung/akhir mushaf.
Ketiga, padukan pemahaman tekstual dengan kontekstual. Memahami Al-Qur`an tidak cukup hanya dengan memahami makna teks atau terjemahan. Memahami teks saja seringkali menyimpang dari makna yang benar. Contoh Q.S. Al-Baqarah/2 ayat 191:
وَا قْتُلُوْهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوْهُمْ وَاَ خْرِجُوْهُمْ مِّنْ حَيْثُ اَخْرَجُوْكُمْ وَا لْفِتْنَةُ اَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ ۚ وَلَا تُقٰتِلُوْهُمْ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الْحَـرَا مِ حَتّٰى يُقٰتِلُوْكُمْ فِيْهِ ۚ فَاِ نْ قٰتَلُوْكُمْ فَا قْتُلُوْهُمْ ۗ كَذٰلِكَ جَزَآءُ الْكٰفِرِيْنَ
Artinya:
"Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka dan usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu. Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Dan janganlah kamu perangi mereka di Masjidilharam kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu, maka perangilah mereka. Demikianlah balasan bagi orang kafir."*
0 comments: