INNA LILLAH: SELAMAT JALAN BANG KHOLIS

 


Foto: Takziah atas Meninggalnya Abanganda Kholisuddin di Jorong Sungai Aur I, Kec. Gunung Tuleh, Pasaman Barat, 20-08-2020
________________________________________________

Bang Kholis, begitu aku biasa memanggilnya, meninggal dalam usia 51 tahun di RS M. Jamil, Padang. Ia seorang guru dan tokoh agama di kampung. Saat saya dan bang Syukron menjenguknya di Padang pada 02 Agustus 2020, ia menangis dengan haru. Saat saya tanya, "Apa yang paling abang sedihkan?" Ia menjawab, "Saya sedih, jika saya meninggal, masih ada anak-anak yang masih sekolah SLTP". Saat itu, kami berpesan kepada beliau supaya menguatkan keikhlasan. Serahkan diri sepenuhnya kepada Allah. Kewajiban kita hanya berikhtiar. Takdirnya ada pada sisi Allah SWT. Tidak ada yang mampu menjamin, sekiranya bang Kholis terus panjang umur, maka anak-anak akan lebih baik masa depannya.  Yakinlah, Allah telah mengatur jalan terbaik. Asal kita ikhlas dan tawakkal kepada Allah, tidak ada yang sia-sia dari setiap peristiwa hidup yang kita alami. 

Takziah di kampungku ini hanya menyampaikan tausiyah tentang ketakwaan dan kesabaran. Tradisi ini telah berlangsung puluhan tahun. Mungkin saja sudah ratusan tahun. Meskipun secara formal, penduduk di kampungku bukan warga Muhammadiyah, tetapi  pengamalan keagamaan mereka lebih bercorak pengamalan Muhammadiyah.

Belakangan, mulai ada suara menyoal tradisi ini. Bahkan ada yang pernah melakukan model takziah sebagaimana ditradisikan di lingkungan warga Perti atau NU. Hanya saja, model Perti dan NU ini belum mendapat sambutan yang berarti. Paradigma berpikir yang telah terbentuk pada benak warga di kampungku bahwa model yang mereka lakukanlah yang paling mendekati tradisi yang ditinggalkan Nabi.

Saya sering berpesan supaya masing-masing tetap menjaga semangat berlomba-lomba dalam beragama. Jangan jatuh kepada sikap memaksakan pemahaman. Biarkan Allah nanti yang mengadili siapa di antara kita yang paling mengamalkan sunnah Nabi Saw.

Semangat berlomba dalam beragama itu harus didorong terus. Dengan cara demikian, maka keberagamaan masyarakat kita akan dinamis.

0 comments: