SINTESIS ISLAM NUSANTARA DAN ISLAM BERKEMAJUAN ADA PADA CAK NUR???


Almarhum Cak Nur (Nurcholish Madjid) dalam bukunya dan dibenarkan juga oleh orang dekatnya ketika masih hidup, berharap agar Islam menjadi fundamen (basis etika) negara Indonesia modern. Ia menawarkan dan mengembangkan pemahaman Islam yang humanis, sekaligus ia juga menawarkan pemahaman Islam yang segar dan dinamis yang dapat menjadi basis etika peradaban Indonesia modern.

Guruku dan semua sahabatku... ketika mengingat-ingat kembali wacana Islam Nusantara dan Islam Berkemajuan, ... Saya mikir... Subhanallah... dalam hati aku berkata "Pikiran Cak Nur ini kan sintesisnya?"
Pemahaman Islam yang segar dan dinamis itu menurutnya harus dikembangkan. Karena pemahaman Islam Indonesia yang diwariskan oleh wali songo dan ulama Nusantara tidak menyediakan basis etika yang cukup untuk penyangga peradaban Indonesia modern. Tetapi, pengembangan pemikiran keislaman dimaksud harus tetap dalam kerangka keindonesiaan.

Pengamat luar, katanya, menyebut Indonesia sebagai soft nation. (Etically, Indonesia is soft nation). Atau "majority group with minority mentality".

Saya lalu teringat pak Prof. Haidar P. Daulay. Pada tahun 1992, ketika beliau baru saja menjabat dekan Fakultas Tarbiyah di Sidimpuan, sering menyebut bahwa peradaban modern Korea, Cina, Jepang dan Singapura berbasis etika religi Togukawa dengan semangat busyido. Islam sebenarnya menurut beliau memiliki nilai-nilai etik melebihi religi Togukawa itu. Tetapi mengapa pemahaman Islam kita lemah dalam membangun peradaban yang maju dan modern???

Kalau begitu, nilai-nilai etika dalam konsep Islam Nusantara harus dipadukan dengan nilai-nilai etika dalam konsep Islam Berkemajuan. Logiskah...??? (Wallahu a'lam).

P. Sidimpuan, Sumut, 20 Agustus 2015

0 comments: